Saturday, February 28, 2009

Kisah Deva Ankura
DHAMMAPADA XXIV, 23-26


Sang Buddha mengunjungi Alam Dewa Tavatimsa untuk membabarkan
Abhidhamma kepada Dewa Santusita, yang sebelumnya adalah ibu kandung Beliau.
Selama masa itu, terdapat dewa yang bernama Indaka di alam Dewa Tavatimsa.
Indaka, dalam kehidupannya yang lampau adalah seorang pria, yang telah
mempersembahkan sedikit dana makanan pada Anuruddha Thera. Karena
perbuatan baik ini dilakukan kepada seorang Thera dalam masa keberadaan
ajaran Buddha, maka ia mendapat pahala berlipat ganda. Kemudian, setelah
kematian, ia dilahirkan kembali dalam Alam Tavatimsa dan menikmati
kemewahan alam dewa.

Pada saat itu, terdapat dewa lain yang bernama Ankura di Alam Dewa
Tavatimsa yang telah banyak memberikan dana; jauh lebih banyak daripada apa
yang telah Indaka berikan. Tetapi dana itu dilakukan di luar masa
keberadaan ajaran Buddha. Sehingga meskipun dananya besar dan banyak, ia
menikmati pahala kehidupan dewa dalam ukuran yang lebih kecil daripada
Indaka, yang telah mempersembahkan sangat sedikit dana.

Ketika Sang Buddha berada di Tavatimsa, Ankura bertanya kepada Beliau
alasan ketidak-sesuaian perolehan pahala itu.
Kepadanya Sang Buddha menjawab, "O dewa! Ketika memberikan dana kamu
seharusnya memilih kepada siapa kamu memberi, karena perbuatan dana
seperti halnya menanam bibit. Bibit yang ditanam di tanah yang subur akan
tumbuh menjadi pohon atau tanaman yang kuat dan hebat, serta akan
menghasilkan banyak buah; tetapi kamu telah menebarkan bibitmu di tanah yang
tandus, sehingga kamu memperoleh sangat sedikit".

Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 356 sampai dengan 359 berikut
ini:

Rumput liar merupakan bencana bagi sawah dan ladang;
nafsu indria merupakan bencana bagi manusia.
Karena itu, dana yang dipersembahkan kepada mereka yang telah bebas
dari nafsu indria akan menghasilkan pahala yang besar.

Rumput liar merupakan bencana bagi sawah dan ladang;
kebencian merupakan bencana bagi manusia.
Karena itu, dana yang dipersembahkan kepada mereka yang telah bebas
dari kebencian akan menghasilkan pahala yang besar.

Rumput liar merupakan bencana bagi sawah dan ladang;
ketidak-tahuan merupakan bencana bagi manusia.
Karena itu, dana yang dipersembahkan kepada mereka yang telah bebas
dari ketidak-tahuan akan menghasilkan pahala yang besar

Rumput liar merupakan bencana bagi sawah dan ladang;
iri hati merupakan bencana bagi manusia.
Karena itu, dana yang dipersembahkan kepada mereka yang telah bebas
dari iri hati akan menghasilkan pahala yang besar.

No comments:

Post a Comment